Saturday, May 16, 2015

Kelereng : Game/Permainan Jaman Lawas yang Masih Eksis

Siapa sih yang ga tau yang namanya Kelereng? Atau dengan berbagai julukan seperti “Gundu” “Keneker” “Kelici”?

Kelereng dengan berbagai sinonim gundu, keneker, kelici, guli adalah bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng kadang-kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.

Adapun Sejarahnya :

Mesir kuno
Tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa.

Romawi
Pada masa Rowami, permainan kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.

Abad 12
Sejak abad ke-12, di Perancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil, di Belanda di sebut dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.

Masa modern
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.


Pastinya tau dong dengan game yang satu ini. Yang memainkannya dengan cara diadu atau digulirkan agar terkena gundu yang lainnya, dan dengan berbagai macam cara memainkannya menambah lebih asik bermain dengan teman – teman.

Salah satunya :

Cara Tektok
Yaitu memainkan gundu dengan cara menetokkan atau memantulkan kedinding, jarak yang paling jauh adalah gundu yang harus mengenai lawan pertama kali, dan selanjutnya adalah jarak yang terjauh setelahnya sampai gundu itu mengenai lawan semua.

Cara Lingkaran

Awalnya membidik, lalu menjentik, saat gundu alias kelereng lawan terkena, anak Anda yang akan memenangkan kelerengnya!  

Persiapan: 
3 - 5 anak.
Lima butir gundu untuk masing-masing anak.
Tanah berpasir untuk tempat bermain.
Cara bermain:
Gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran.
Lalu semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. Anak  yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh main lebih dulu.
Dia harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar. Kalau berhasil melakukannya, maka ia boleh menyimpan setiap kelereng yang kena jentik.
Cara menjentik kelereng : pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada gundu.
Kelereng “Penyerang” harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, maka anak yang memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut.
Pemenang adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu terbanyak. 

Cara Apolo

Cara ini memang paring jarang dipakai, karena sulitnya memahami maksud dari cara ini, yaitu caranya mengenai puncak dari gambar rocket. Cara bermainnya yaitu :
Buat Sebuah gambar rocket, yang setiap sisinya diberi sebuah kelereng.
Kumpulkan sekitar 5 orang untuk diajak bermain.
Beri jarak kira kira 3 meter dan beri garis.
Setiap 5 orang anak tersebut mendapatkan 2x kesempatan untuk mengenai puncak dari rocket tersebut yang telah diberi sebuah kelereng. Jika ada salah satu anak yang mengenai maka permainan dimenangkan oleh anak tersebut.


Dan banyak lagi cara cara yang belum dijelaskan, mungkin disetiap wilayah game kelereng ini sangat berbeda baik dalam menyebut nama kelereng, maupun cara cara bermainnya.

No comments:

Post a Comment